Perjalanan sendiri ke Jordan
Mahmood Ali (Egypt) kebetulan memang sudah sebagai mitra kerja sama dalam World Travel Photography, awal 2017 dia kontak saya dan mengajak saya untuk bertemu di Amman (Jordan). Biasalah namanya ingin membangun hubungan kerja sama dengan teman baru dari Jordan. Saya coba-coba mulai searching ticket melalui Skycanner……nah kebetulan banget dapetin ticket murah.
Dan harga CUMA EURO 120, Dan tiket itu adalah tiket pulang pergi! Kapan lagi coba dari Indonesia ke Timur Tengah cuma bayar segitu?
Setelah tau bahwa Jordania bisa Visa On Arrival untuk Indonesia, saya akhirnya memutuskan untuk taveling di Jordan selama 7 hari dengan memakai paket Jordan Pass dari Ministry of Tourism and Antiquites dibantu teman saya. Oh ya untuk dapatkan Visa on Arrival dari Amman airport, kamu wajib traveling minimal 3 malam di Yordania. Kalau kurang dari 3 malam, kamu harus bayar harga visa normal pada saat keluar dari bandara.
Biaya visa Jordan sbb :
- Untuk 1 Entry 40 JD
- Untuk 2 Enrey 60 JD
- Multiple Entri 120 JD
Ngapain saja selama 7 hari di Jordan ?
Hari pertama saya tiba di jemput oleh teman yang saya Mahmood Ali bersama temannya dari Jordan di Bandara. Dan Akhirnya saya di ajak ke rumah keluarganya sambal makan siang makanan khas…. bukan Yordania tapi Palestina.
Ternyata lebih dari 60 persen penduduk Yordania adalah keturunan Palestina karena pemerintah Jordan sangat terbuka menerima keturunan Palestina yang harus keluar dari wilayah mereka akibat konflik dengan Isreal. Bahkan Queen Rania, ratu yang sekarang berkuasa di Yordania juga berasal dari keluarga Palestina.
Malamnya saya ketemu teman-teman baru yang sudah saya kenal di Egypt sebelumnya untuk makan malam sambil explore kota Amman, Yordania. Dan lanjut mulai cerita-cerita untuk saling menjajaki tukar destinasi wisata dengan mereka.
Menjelajahi Kota Amman, Jordan
Kota Amman berbatasan dengan Arab Saudi di selatan, Irak di timur laut, Suriah di utara, Israel dan Palestina di barat. Meskipun negara tetangganya sebagian besar berkonflik atau perang tapi pengalaman saya traveling di Amman aman aja.
Saat di Amman, saya sempat di ajak teman lokal (yang keturunan Palestina dan lama tinggal di Arab Saudi) untuk berkunjung ke lokal bar sambal liat live music di sana. Dan ternyata negara Jordan juga memproduksi beer mereka sendiri (ya sama aja kayak di Indonesia yang produksi Bintang favoritnya para turis asing).
Selain ketemu dengan teman baru di Amman, saya juga menyempatkan beberapa tempat-tempat menarik di Jordan. Pertama berkunjung ke Citadel yang merupakan bekas reruntuhan kerajaan Roma. (banyak belajar tentang kota tersebut)
Favorit saya pada saat traveling di Jordan adalah mencobain berbagai desert. Ternyata Yordania terkenal dengan desertnya alias makanan yang manis manis campur madu, gula,kacang-kacangan, karamel, dll. Buat ketagihan banget ini. Selain desert, Jordan juga terkenal sama budaya minum tehnya sambil nge-shisha. Uniknya lagi, teh di Yordania selalu di suguhi dengan gula dan daun mint! ….mirip sekali dengan Egypt.
Petra – ‘Rose City’
Petra adalah tempat wajib dikunjungi di Jordan. Petra merupakan situs arkeologi yang berdiri sejak sekitar 300 SM. Untuk masuk ke situs ini, kita harus melalui ngarai sempit bernama Al Siq. Di dalam kompleks Petra, terdapat beberapa makam dan kuil yang di ukir di tebing batu tebing batu pasir merah muda. Dan Struktur yang paling terkenal di Petra adalah kuil dengan hiasan fasad ala Yunani setinggi 45 m yang di namakan ‘The Treasury’. Petra ini bahkan masuk ke daftar New 7 Wonder Of The World.
Mengunjungi Laut Mati (Dead Sea)
Laut Mati (Dead Sea) terletak di antara Jordan, Israel dan Tepi Barat Palestina. Tempat ini dinamakan laut mati karena tidak ada organisme yang hidup di laut ini karena kadar garamnya yang tinggi. Alasan airnya bisa asin karena laut ini adalah titik terendah di permukaan bumi (sekitar 398 meter di bawah permukaan laut) sehingga airnya tidak mengalir dan kadar garam pun bertumpuk.
Karena kadar garam yang tinggi itu pulalah kalau kamu mencoba berenang di sini, kamu akan mengapung! Tapi jangan sekali kali berenang dengan kepala menunduk. Usahakan berenang dengan gaya punggung karena kadar garam yang tinggi bisa buat mata pedih!
Banyak yang tertarik berkunjung ke Laut Mati karena khasiat lumpurnya yang kaya akan mineral di percaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Saya pun gak kalah mencoba. Dan benar saja, usai mengoleskan lumpur di seluruh tubuh dan wajah, berjemur dan membilas sisa lumpur rasanya kulit jadi lebih fresh!
Alternatif Akses Pantai Laut Mati Di Jordan, Pantai Resort
‘one day pass’ dengan menggunakan jasa paket dari akomodasi Sunrise Hotel Paket ini seharga 40 JD yang sudah termaksud biaya paket dan biaya taxi kuning (belum termaksud tip). Bapak drivernya sudah tua tapi Bahasa Inggrisnya lancar, orangnya juga supe dan ramah.
Di pantai resort ini juga ada area sendiri yang penuh dengan lumpur laut mati. Asiknya di sediakan cermin besar jadi untuk traveler solo seperti saya ini lirik-lirik kaca lah supaya seluruh badan bisa terlumuri dengan lumpur yang sedikit amis tapi ditahankan demi khasiat memperhalus kulit.
Madaba dan Gunung Nebo
Dalam perjalanan ke Laut Mati, saya juga sempat singgah di Madaba dan Mount Nebo karena memang satu arah. Kedua tempat ini merupakan kota dengan panorama indah dimana kamu bisa bisa liat Holy Land.
Madaba adalah kota kecil dengan populasi sekitar 60.000. Kota ini terkenal karena mosaik Bizantium dan Umayyah. Pada saat saya berkunjung, banyak rombongan turis internasional yang sedang wisata rohani disini.
Gunung Nebo adalah tempat Musa dinyatakan telah melihat ‘Tanah Perjanjian’. Dari puncak tempat lookout di Gunung Nebo ini kamu bisa melihat titik-titik dari situs bersejarah utama khususnya agama Abrahamik/samawi: Laut Mati, Israel, Jericho, dan Yerusalem (pada hari yang cerah).
Hal yang perlu diperhatikan pada saat kamu traveling ke Jordan
Transportasi
Di Yordania tidak banyak pilihan transportasi publik. Kamu bisa gunakan Uber atau taxi kuning di jalan. Taxi kuning biasanya pakai meteran dan harganya tidak terlalu jauh lebih mahal dari dengan harga lainnya.
Mata Uang
Jordan menggunakan mata uang Jordanian dinnar yang ternyata nilai tukar nya gak murah. Satu Jordanian dinnar setara dengan Rp.20.000. Jadi walaupun tiket pesawat ke Jordan murah, biaya traveling di negaranya gak murah. Total traveling selama 7 hari saya habis sekitar 12 juta, itupun udah pake acara hemat!
Iklim
Saya berkunjung di Petra di bulan Februari yang artinya masih musim dingin. Suhu di sana bahkan bisa sampai minus. Kamu harus sedia baju tebal dan jeket hangat. Dalam perjalanan saya dari kota Amman ke Wade Rum (lokasi Petra), saya bahkan melihat salju di sepanjang jalan. Saran saya lebih baik ke Jordan pada saat cuaca cerah seperti Spring atau Autumn.
Semoga cerita saya mengenai perjalan ke Jordan bisa menjadi wacana baru dan masukan yang bermanfaat.
Salam Travelling